When Love Meets You (Chapter 1)

Gambar

Cinta pada tabrakan pertama?

Ini bermula pada tanggal 1 april di Seoul International Art High School. Kim Jongwoon atau yang lebih akrab di panggil Yesung berjalan dikoridor, sedang memikirkan tentang ujian akhir mengkomposisi ulang lagu, di tahun ketiganya. Dia sangat sibuk berpikir tentang nada-nada yang terdiri dari do,re,mi,fa,so,la,si,do. Bahkan ia tidak memperhatikan yeoja berambut hitam panjang sedang berjalan menuju ke arahnya. Yeoja itu terlalu sibuk dengan pikirannya tentang koreo yang akan ia ciptakan. Dia tidak memperhatikan seorang namja dari divisi music menghalangi jalannya dengan membawa setumpuk buku-buku tebal berisi cara-cara mengkomposisi lagu dengan mudah.

Dan tabrakan keduanya tak dapat dihindari. Semua barang dan buku-buku tebal yesung berjatuhan dilantai koridor.

Yesung bangkit, sedikit kaget, dan bersiap mendengar cemooh seperti biasa. “ya! Lihat apa kau kau lakukan, babo!” dan seperti biasa, jika ada yeoja dari divisi tari yang ia buat terjatuh, ia akan membentak yesung keras, lalu bangkit dan membersihkan debu yang melekat seakan-akan yesung mempunyai penyakit menular. Lalu mereka pergi tanpa melakukan apapun untuk membantu yesung memungut barang-barangnya yang berserakan.

Namun yesung terkejut, orang itu membantunya bangkit, dan melihat ke sekitar dan berkata, “ah, mianhanda. Aku yang salah, tidak melihat kedepan.”

Yesung kehilangan kata-kata. Dia tidak pernah bertemu dengan yeoja yang tidak memanggilnya babo dan pergi berjalan begitu saja. Yah, dia memang mempunyai beberapa teman yeoja, tapi dia tidak pernah berpikir jika mereka lebih dari sekedar teman baginya.

Tetapi yeoja ini berbeda, kenyataannya dia menolongnya, dan dia bahkan tidak keberatan! Yah.. dia memang tidak berkata apa-apa, namun itu lebih baik dari pada berpura-pura bersikap baik.

Yesung mengamati dengan seksama warna dasi yang yeoja ini pakai, ah… dia divisi : tari. Terlihat dari warna dasi yang dia pakai dikerah kemejanya. Merah. Melambangkan kelincahan gerak dan semangat.

Dan karena divisi tari dikenal karena koreografinya yang sempurna, serta suara mereka yang terbilang indah dengan kepintaran yang luar biasa, yesung berpikir keras tentang sesuatu yang terdengar intelek dan rumit untuk dikatakannya. Sesuatu yang akan membuat yeoja itu memperhatikannya dengan serius.

Sesuatu yang terkesan cerdas.

“annyeong.”

“annyeong,” yeoja itu berkata dengan suara lembut yang biasa di dengar yesung dalam mimpi, seraya memunguti barang-barang yesung.

“Um…,” yesung bingung akan berkata apa ketika mereka telah bangkit dengan sempurna. Dia tidak yakin apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Jadi dia memutuskan untuk melakukan sesuatu yang paling baik untuk memulai suatu percakapan, permintaan maaf.

 “mianhamnida tentang hal itu,” ungkapnya, “aku pikir aku selalu sedikit-.” Yesung terdiam. Bimbang dengan kata yang seharusnya dia ucapkan selanjutnya. Kenyataannya adalah, dia tidak mengetahui dengan yakin, apa yang dia rasakan pada saat itu. kaku? mungkin. Kacau? Hampir bisa dipastikan. Dibuat kagum sepenuhnya oleh yeoja ini? positif. Tetapi yesung tidak mengakui-bahkan tidak mengizinkan dirinya membenarkan hal itu. sebab dia juga merasa sedikit bingung.

“gwaenchana,” yeoja itu berkata, tetap dengan suara lembut yang sama, menyelamatkan yesung dalam keheningan yang terkesan canggung. “aku rasa sebagian adalah kesalahanku, aku tidak memperhatikan kemana langkahku pergi.” Yeoja itu melihat sekeliling koridor lagi “aigoo, kelas modern dance ada di bagian lain sekolah.” Dia mengangkat bahu dan berkata, “Oh baiklah,” kemudian ia berbalik menghadap yesung.

Yesung menatap kedua bola mata yeoja tersebut. Dia benar-benar melihatnya. Warna kedua bola matanya gelap. Ini seperti melihat dua batu mulia yang besar, yang menunjukkan masa depan, melihat bahwa yeoja itu mengetahui apa yang tidak ia ketahui. Tatapannya membuat yesung tidak dapat merasakan kakinya lagi.

Yesung juga menyadari bahwa yeoja ini meletakkan pensilnya di balik telinganya. Itu terlihat sebagai tempat yang aneh untuk seseorang dari divisi tari seperti dia menaruh pensil dengan cara itu. karena hal itu biasanya dapat kita temukan pada siswa siswi divisi lukis. Tapi, yesung menyadari lagi, tidak ada sesuatu hal yang biasa tentang yeoja ini. dia luar biasa.

Namun ada sesuatu yang mengganjal karena yesung masih memanggil yeoja itu tanpa menyebutkan namanya. Bukankah itu sedikit tidak sopan? tetapi dia terlalu gelisah untuk hanya menanyakan nama yeoja tersebut.

“Um…,” kata yesung memulai, terlebih dahulu dia menyeka telapak tangannya yang berkeringat dengan celananya, ” I-reumi uh… mwo….um…-“

” Ireumi mwoyeyo? (siapa namamu?)” yeoja itu bertanya, menyelamatkannya lagi dari keheningan yang canggung. Tapi dia hanya tersenyum, senyum yang membuat perut yesung berjumpalitan. Dia mengulurkan tangannya dan berkata, “naneun Hotaru Ai imnida. Divisi tari.  Bangapseumnida.”

Yesung terkejut, dan ini sedikit sulit. Apakah ini adalah dancing monster blasteran Jepang-Korea yang semua orang bicarakan? Inikah yeoja pendiam yang ia dengar sejak tahun keduanya di sekolah ini? yesung tahu bahwa itu sudah pasti dia. Siapa lagi yang menaruh pencil di telinga selain dia diluar divisi lukis?

Tetapi saat itu, Yesung tidak terlalu mempersoalkannya. Dia sebenarnya tidak peduli julukan yang tersemat kepada yeoja itu. dia-sekarang ini-sedang dalam perjalanan menyukai yeoja ini. siapa namanya? Ah… Hotaru Ai. Baik, sopan, dan cantik. Oh, mungkin saja dia juga pintar. Yesung tidak pernah bertemu dengan yeoja sepertinya. Dan pada saat itu, seorang Kim Jongwoon merasa dia terbang ke langit, dan tidak akan pernah jatuh lagi.

Yesung menjabat tangan Hotaru yang berada di depannya. Dan-langsung saja, ada aliran listrik yang mengalir lewat jari-jari tangan mereka. Mereka memandang dalam satu sama lain, tepat ke mata mereka pada saat yang bersamaan. Membuat aliran listrik semakin menggigit-gigit syaraf tubuh mereka.

“naneun, Kim Jongwoon imnida. Namun aku biasa di panggil Yesung,” kata yesung memperkenalkan diri, kemudian dengan tangan kirinya yang bebas, ia memperbaiki letak kacamatanya yang kelewat besar. Sementara tangan yang satunya masih betah mengamit tangan Hotaru. Seperti enggan melepasnya.”aku divisi music, yah… seperti yang kau lihat. Aku bukan tipe orang yang pandai menari.”

Hotaru tertawa kecil yang membuat hati yesung membumbung tinggi. Ia membuat seorang yeoja idola tertawa. ‘Hei… chankkaman, yeoja ini, apakah sebenarnya dia berpikir bahwa aku terlihat lucu? Apakah aku terlihat idiot?’ batin yesung dalam hati yang semakin membuatnya tak dapat berkata-kata.

 “gwaenchana,” ujar hotaru, seakan tahu apa yang sedang berseliweran dalam kepala yesung. Lalu melepas genggaman tangan mereka. Hotaru melirik buku tebal yang sedang dibawa yesung. “komposisi seri-1?” tanyanya.

Pipi yesung memerah menahan malu. ‘Kebanyakan yeoja di sekolahnya akan mencari seorang namjachingu yang cerdas dan keren. Yah… maksudku cerdas dalam hal apapun. Well, yah apapun. Melihat sekarang aku yang termasuk namja cupu dan berkacamata tebal, kupikir itu sudah sangat buruk tanpa di tambah lagi harus ketahuan membaca buku komposisi untuk siswa dasar. Memang tak ada larangan, tapi tetap saja..’ yesung merutuki dirinya dalam hati.

“Um… ne,” gumamnya lemah, mencoba menyembunyikan pipinya yang semerah tomat. “naega… uh… menyukai komposisi dan nada. Yah.. ini seperti hobi…dan.. yah..”

Tetapi hotaru tidak menilai yesung buruk atau memperoloknya karena ia membaca buku komposisi dasar, yeoja itu hanya tersenyum. dan saat ia tersenyum, matanyanya pun ikut bersinar.

“itu menarik karena aku selalu tertarik pada doremi dan menggubah kumpulan nada-nada itu menjadi sesuatu yang baru. Karena ketika aku melakukan itu, aku seperti membuat nada-nada itu menjadi sebuah karakter, setting, bahkan aku merasa sedang memainkan sebuah drama.”

Yesung berpikir jantungnya berhenti berdetak satu detik. Atau dua. Oh-kemungkinan tiga detik. Ini bahkan terasa seperti akan berhenti selamanya. Seorang yeoja, yang hidup dan bernapas dan terlebih ia berasal dari divisi tari, yang lebih mengutamakan keindahan gerakan, yang lebih memberikan hiburan mata, menyukai komposisi lagu? Dan dia tidak berpikir bahwa itu bodoh? Jika seseorang mengatakan pada yesung bahwa bulan berwarna ungu, rumput berwarna biru, dan lautan berwarna merah, kemungkinan besar ia akan mempercayainya

Dan kemudian, yesung melihat sekilas jam tangan yang bertengger di tangan kirinya, dia baru menyadari bahwa ia sudah terlambat 7 menit untuk kelas komposisi lagu!

“a-aku harus pergi,” ucap yesung, memperlihatkan kepada hotaru jam tangannya.

“aku pikir aku juga sebaiknya harus pergi juga,” hotaru berkata sambil melihat sekeliling koridor kembali. “studio modern dance sangat jauh dari sini. Aku tidak yakin Lee seonsaengnim akan mengijinkanku masuk, dia mungkin akan menyuruhku melakukan peregangan kaki berlebih selama 20 menit. “

Yesung benar-benar ragu akan hal itu, tetapi dia berkata, “ne, dan aku lebih baik menuju kelas komposisi atau Park seonsaengnim akan berpikir aku pingsan ditengah jalan karena terlambat 7 menit dikelasnya.” Yah.. yesung merupakan anak didik yang sangat di favoritkan dikelasnya.

Hotaru terkikik geli dan membuat kupu-kupu serasa berterbangan didalam perut yesung.

 “baiklah kalau begitu. Sayonara yesung-san, ah-maksudku Annyeong yesung-san.” Dia melambaikan tangan untuk mengucapkan salam perpisahan dan berjalan menjauhi yesung yang terpaku menatap kepergiannya.

Dan yesung tidak dapat mencegah dirinya untuk tidak mendengar suara lembut hotaru menggema di kepalanya. Caranya tertawa ketika mendengar lelucon yang dilontarkan yesung, bahkan ketika yesung bahkan tidak berusaha untuk terlihat lucu. Caranya tersenyum membuat isi perut yesung berakrobatik hebat. Caranya berbicara seperti memahami yesung yang bahkan bukan tidak berbeda dengan siswa biasa di sekolah.

Dan saat itu yesung tahu, ia akan mendengar suara lembut yang sama di mimpinya nanti malam.

TBC…

eotthe? mencoba menulis dengan gaya yang lain, aneh kah? ah… kurang yakin deh sama ff ini… saran dan kritik diterima…. ^^

Tinggalkan komentar